24 July 2017

Anton Apriyantono, Tiga Pilar Sejahtera dan Penggerebekan Beras Premium

Saya merasa perlu menjelaskan dan menulis artikel soal berita heboh di media sosial terkait penggerebakan PT. IBU (Indo Beras Unggul) oleh POLRI, KPPU dan KEMENTAN ini. 




Saya merasa perlu menjelaskan untuk memahami logika pemerintah terkait penggerebekan, juga ingin berbagi sedikit informasi yang saya fahami, mengingat sebagai alumni IPB saya cukup banyak berdiskusi soal pertanian dan pangan, juga sebagai sahabat dan "didikan" pak Anton Apriyantono, saya juga ingin menjelaskan kesimpangsiuran informasi yang beredar. 

Pak AA, demikian panggilan akrab kami adalah sosok kebanggaan dari kalangan aktivis Islam, aktivis Halal dan para pendaki gunung / pecinta alam. Beliau "bekas" dosen Teknologi Pangan IPB, satu jurusan yang sulit dimasuki oleh sembarang pelajar, karena rata-rata tingkat kecerdasan akademis di TPG (sekarang Ilmu Teknologi Pangan, atau ITP) tinggi sekali. Saya sendiri ambil program Teknologi Industri Pertanian yang satu fakultas dengan ITP tsb. 

Saya kenal dengan Pak AA bukan di aktivitas internal kampus, karena beliau gak pernah mendapatkan jabatan apapun di fakultas atau IPB. Beliau termasuk yang tidak populer sama sekali di kampus. Tetapi di kemasyarakatan, aktivitas beliau menjadi auditor Halal LPPOM MUI bersama beberapa dosen IPB cukup dikenal, begitu juga dalam komunitas halal-baik-enak@yahoogroups.com dulu, beliaulah motornya. Sampai-sampai saya yg dulu auditor halal di Indofood, menjadi sangat dekat dengan beliau karena kehati-hatian beliau dalam mengkonsumsi makanan. 

Beliau sangat sederhana, satu-satunya mobil yg dimiliki beliau saat itu hanyalah suzuki carry 1.0 yang digunakannya untuk beragam aktivitas. Kami pernah satu mobil dengan beliau untuk hadir dalam acara komunitas halal-baik-enak di Jakarta, berangkat dari Bogor. Tidak ada sopir yang mengantar, dan ketika beliau kelelahan beliau berhenti dulu, kaca mobil dibuka lebar-lebar lalu beliau tidur. Saat itu kami, anak2 yang di tingkat akhir IPB ini gak ada yang bisa nyetir, alhasil ya sudah beliau tidur kami diam saja di dalam mobil. Tak ada keluhan, tak ada umpatan dengan keadaan tsb, kesabaran yang luar biasa. 

SBY kemudian mengangkat Pak AA menjadi menteri pertanian dalam 5 tahun periode pertama beliau menjadi presiden 2004-2009. Saat itu prestasi gemilang Pak AA terkenal sekali, apalagi yg diblow-up oleh kalangan aktivis muslim adalah faktor kesederhanaan beliau. Beliau dari dulu gak punya televisi, punya beberapa lemari buku Olympic yang gampang reot itu yang isinya penuh dengan buku-buku pemikiran sampai buku-buku pangan. Tak heran beliau meluncurkan buku tentang pangan halal dan dijadikan rujukan industri pangan saat itu.  

Saat buka puasa bersama di rumah Pak Chairul Tanjung, Teuku Umar, kebetulan saya diundang oleh Bang Abdul Aziz (komisaris Bank Mega) untuk hadir. Saat itulah saya menyaksikan bagaimana Pak Joesof Kalla (JK) mempresentasikan bagaimana dulu beliau berhasil mengatasi kisruh pangan terutama daging sapi. Saat itu Pak SBY dan Pak Suswono hadir. Pak JK setelah memberikan pembuka, mempersilahkan pak AA untuk menyampaikan beberapa pesan. Benarlah dugaan saya, bahwa keberhasilan pertanian saat itu, termasuk swasembada beras itu karena andil supervisi Pak JK dan konsistensi pak AA. 

bersambung... (saya lanjut ngajar dulu di TAZKIA, salam dari sentul.. )

No comments:

Post a Comment